Senin, 15 Agustus 2011

fitria nichlany

dia memang ga sempurna kayak aku..
tapi dia ngebuat aku bahagia :)
Lihat Selengkapnya..

Kamis, 10 Maret 2011

Killing Me Inside, "modern rock indonesia"





Band Killing Me Inside (Killms) adalah band bergenre Modern Rock / Emo yang dibentuk pada awal tahun 2006 dengan personilnya, yaitu : Sansan sebagai vokalis, Raka dan Josaphat sebagai gitaris, Onadio sebagai bassis dan Rendy pada drum. Pada pertengahan '08, Raka (gitaris) Killing Me Inside terpaksa mengundurkan diri untuk bergabung dengan band lain (Vierra) karena beberapa alasan.

"Gue harus mengundurkan diri dari band ini (Killms) karena adanya bentrok antara 2 band yaitu Killing Me Inside dan Vierra. Kedua band ini akan menjalankan kontrak dimana suatu pihak tidak membolehkan playernya untuk mempunyai lebih dari 1 band. Saat ini gue berada di posisi yang bagi gue hasil akhirnya sama skali bukan apa yang gua inginkan, dimana gue diharuskan untuk memilih Vierra yang disebabkan oleh "suatu faktor keluarga" yang sama sekali gak bisa gue tolak," kata Raka seperti yang dituliskan di Blog Myspace Killms.

Kemudian pada tahun itu, memasuki 2009, setelah beberapa kali manggung dan melakukan tour, Sansan (Vokalis) dan Rendy (Drum) meninggalkan band dan juga karena beberapa alasan. Sansan sebagai vokalis keluar karena memang pilihannya dia sendiri untuk keluar (sekarang ada di Pee Wee Gaskins) dan Rendy sebagai Drummer mengundurkan diri karena sibuk untuk rencana jangka panjangnya demi masa depan.

Formasi terbaru Killms adalah sebagai berikut: Onadio sebagai vokalis, Josaphat pada gitar, Agung pada bass dan Davi untuk menggantikan Rendy pada drum. Band ini sudah mempunyai satu album yaitu "A Fresh Start For Something New" yang hitsnya lagunya yaitu "The Tormented".




Lihat Selengkapnya..

Minggu, 06 Maret 2011

Burger Kill, "si anjing tanah"



Ini merupakan sebuah cerita pendek dari 12 tahun perjalanan karier bermusik dari sebuah band super keras yang telah menjadi fenomena di populasi musik keras khususnya di Indonesia. Burgerkill band asal Ujungberung, tempat orisinil tumbuh dan berkembangnya komunitas Death metal / Grindcore di daerah timur kota Bandung. Band lulusan scene Uber (Ujungberung) selalu dilengkapi gaya Stenografi Tribal dan musik agresif yang super cepat, Jasad, Forgotten, Disinfected, dan Infamy to name a few.
Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya. Band ini memulai kariernya sebagai sebuah side project yang tidak punya juntrungan, just a bunch of metal kids jamming their axe-hard sambil menunggu band orisinilnya dapat panggilan manggung. Tapi tidak buat Eben, dia merasa bahwa band ini adalah hidupnya dan berusaha berfikir keras agar Burgerkill dapat diakui di komunitasnya. Ketika itu mereka lebih banyak mendapat job manggung di Jakarta melalui koneksi Hardcore friends Eben, dari situlah antusiasme masyarakat underground terhadap Burgerkill dimulai dan fenomena musik keras tanpa sadar telah lahir di Indonesia.
Walhasil line-up awal band ini pun tidak berjalan mulus, sederet nama musisi underground pernah masuk jajaran member Burgerkill sampai akhirnya tiba di line-up solid saat ini. Ketika dimulai tahun 1995 mereka hanya berpikir untuk manggung, pulang, latihan, manggung lagi dst. Tidak ada yang lain di benak mereka, tapi semuanya berubah ketika mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Mutter yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul "Masaindahbangetsekalipisan" tersebut. Memang masa itu masa indah musik underground. Everything is new and new things stoked people! Tidak tanggung lagu Revolt! dari Burgerkill menjadi nomor pembuka di album yang terjual 1000 keping dalam waktu singkat ini.
pernah merasa ingin berhenti, dan pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi "Breathless" dengan menyertakan lagu "Offered Sucks" didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul "Independent Rebel". Yang ketika itu dirilis oleh semua major label dengan distribusi luas di Indonesia dan juga di Malaysia. Setelah itu nama Burgerkill semakin banyak menghias concert flyers di seputar komunitas musik underground. The Antics went higher, semakin banyak fans berat menunggu kehadiran mereka diatas panggung. Burgerkill sang Hardcore Begundal!
Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis). Hubungan dengan network underground di Malaysia dan Singapura berlanjut terus hingga sekarang. Burgerkill menjadi langganan cover zine independent di negara-negara tersebut dan berimbas dengan terus bertambahnya fans mereka dari negeri Jiran. Di tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title "Dua Sisi" dan 5000 kaset yang di cetak oleh label indie asal Bandung, Riotic Records ludes habis dilahap penggemar fanatik yang sudah tidak sabar menunggu sejak lama. Di tahun yang sama, band ini juga merilis single "Everlasting Hope Never Ending Pain" lewat kompilasi "Ticket To Ride", sebuah album yang benefitnya disumbangkan untuk pembangunan sebuah skatepark di kota Bandung.
Single terakhir menjadi sebuah jembatan ke era baru Burgerkill, dimana masa awal mereka lagu-lagu tercipta hasil dari pengaruh band-band Oldschool Hardcore, Name it: Minor Threat, 7 Seconds, Gorilla Biscuits, Youth of Today, Sick of it All, Insted, Etc. Seiring dengan waktu, mereka mulai untuk membuka pengaruh lain. Masuklah pengaruh dari band band Modern Metal dan Newschool Hardcore dengan beat yang lebih cepat dan lebih agresif, selain itu juga riff-riff powerchord yang enerjik menjadi bagian kental pada lagu-lagu Burgerkill serta dilengkapi oleh fill-in gitar yang lebih menarik. Anak-anak ini memang tidak pernah puas dengan apa yang mereka hasilkan, mereka selalu ingin berbuat lebih dengan terus membuka diri pada pengaruh baru. Hampir semua format musik keras dilahap dan di interprestasikan kedalam lagu, demikianlah Burgerkill berkembang menjadi semakin terasah dan dewasa. Lagu demi lagu mereka kumpulkan untuk menjadi sebuah materi lengkap rilisan album kedua.
Beberapa Mainstream Achievement pun sempat mereka rasakan, salah satunya menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: Puma yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.
Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title "Berkarat". Lagu-lagu pada album ini jauh lebih progressif dan penuh dengan teknik yang lebih terasah dibandingkan album sebelumnya. Hampir tidak ada lagi nuansa straight forward dan moshpart sederhana ala band standard Hardcore yang tercermin dari single-single awal mereka. Pada sector vocal dengan tetap mengedepankan nuansa depresif dan kelam, karakter vocal Ivan sang vokalis Bengal lebih berani dimunculkan dengan penulisan bahasa pertiwi dan artikulasi kata yang lebih jelas. Dan di sector musik pun, Toto, Eben, Andris dan gitaris baru mereka Agung semakin berani menjelajahi daerah-daerah baru yang sebelumnya tidak pernah dijajaki kelompok musik keras manapun di Indonesia.
Sebuah kejutan hadir pada pertengahan tahun 2004, lewat album "Berkarat" Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia "Ami Awards". Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori "Best Metal Production". Sebuah prestasi yang mungkin tidak pernah terlintas di benak mereka, dan bagi mereka hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus mereka buktikan melalui karya-karya mereka selanjutnya.
Di awal tahun 2005 di tengah kesibukan mereka mempersiapkan materi untuk album ketiga, Toto memutuskan untuk meninggalkan band yang telah selama 9 tahun dia bangun bersama. Namun kejadian ini tidak membuat anak-anak Burgerkill putus semangat, mereka kembali merombak formasinya dengan memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player. Sejalan dengan selesainya penggarapan materi album ketiga, tepatnya November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. So guys...these kids always have a great spirit to keep blowing their power, dan akhirnya mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 "Beyond Coma And Despair" di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ketiga yang memiliki arti sangat dalam bagi semua personil Burgerkill baik secara sound, struktur, dan format musik yang mereka suguhkan sangat berbeda dengan dua album sebelumnya. Materi yang lebih berat, tegas, teknikal, dan berani mereka suguhkan dengan maksimal disetiap track-nya.
Namun tak ada gading yang tak patah, sebuah musibah terbesar dalam perjalanan karier mereka pun tak terelakan, Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ditengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Peradangan pada otaknya telah merenggut nyawa seorang ikon komunitas musik keras di Indonesia. Tanpa disadari semua penulisan lirik Ivan pada album ini seolah-olah mengindikasikan kondisi Ivan saat itu, dilengkapi alur cerita personal dan depresif yang terselubung sebagai tanda perjalanan akhir dari kehidupannya. "Beyond Coma And Despair" sebuah album persembahan terakhir bagi Ivan Scumbag yang selama ini telah menjadi seorang teman, sahabat, saudara yang penuh talenta dan dedikasi dengan disertai karakter karya yang mengagumkan. Burgerkill pun berduka, namun mereka tetap yakin untuk terus melanjutkan perjalanan karier bermusik yang sudah lebih dari 1 dekade mereka jalani, dan sudah tentu dengan menghadirkan seorang vokalis baru dalam tubuh mereka saat ini. Akhirnya setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karier mereka.
Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Target penjualan tiket di setiap kota yang didatangi selalu mampu mereka tembus, dan juga ludesnya penjualan tiket di beberapa kota menandakan besarnya antusiasme masyarakat musik cadas di Indonesia terhadap penampilan Burgerkill. A written story just wouldn't enough, tunggu kejutan dan dengarkan album baru mereka, tonton konsernya dan rasakan sensasi musik keras yang tak akan kamu lupakan...BURGERKILL HARDCORE BEGUNDAL IN YOUR FACE, WHATEVER!!!

Lihat Selengkapnya..

August Burns Red,Dan Indonesia Nya Yang Awesome

Pada pertengahan tahun 2009 sebuah band Metalcore asal Lancaster, Pennsylvania, Amerika “August Burns Red” merilis sebuah album bertitel “Constellations”. Nah, ternyata di dalam album tersebut terdapat sebuah track yang berjudul “Indonesia”. Apakah arti dibalik lagu itu dan apakah Indonesia yang dimaksud adalah negara ini?.

Ya, Indonesia yang dimaksud adalah Indonesia negara tercinta kita ini. Tapi cerita dibalik lagu ini bukanlah sebuah cerita manis tentang negara ini.
indo08 0981 Lagu August Burns Red Berjudul "Indonesia"
Lagu ini dibuat untuk mengenang sahabat mereka yang bernama David Clapper, seorang pilot misionari yang meninggal karena kecelakaan pesawat di wilayah Papua.
Dengan mesin mati separuh pada pesawatnya, David mencoba membawa seseorang yang terluka dari pedalaman untuk menuju rumah sakit terdekat, sekitar 4 jam perjalan dengan menggunakan pesawat.Setelah mengantar pasien terakhir pada hari itu sewaktu dalam perjalan pulang ia terjebak badai. Badai tersebut menghantam pesawat yg mengakibatkan jatuh ke daerah pegunungan dan merenggut nyawa David.

Ini lah lirik lagu Indonesia:


Indonesia
This plane’s going down in flames and this time
There’s no black box to capture your last words
A situation we can’t make any sense of
Sacrifice costs all of us everything

This is the time to turn down our heads and turn up our hearts.
There’s no scale to (there’s no scale to) balance this out.
Some say may those who curse days, curse this day.
There’s no scale to (there’s no scale to) balance this out.

Ouh! How does a man wrap his mind around eternity,
When he can’t even (when he can’t even)
Explain his own (explain his own) composition?
Don’t you see it’s bigger than you?

He sleeps in the mountains of Indonesia,
And the white on his flag brings colors to shame (colors to shame)
He sleeps in the mountains of Indonesia,
And the white on his flag brings colors to shame (colors to shame)

The earth will swallow the water. The clouds refill the oceans.
The earth will swallow the water and spit out.
The clouds will refill, refill the oceans.
The earth will swallow the water and spit out.
The clouds will refill, refill the oceans.
Humble and broken

This plane crashed down in flames… (down in flames…)
With a man who lived, who died, to better this world.
David, rest in peace.

He sleeps in the mountains of Indonesia,
And the white on his flag brings colors to shame (colors to shame)
He sleeps in the mountains of Indonesia,
And the white on his flag brings colors to shame (colors to shame)
Lihat Selengkapnya..

Jumat, 04 Maret 2011

Dead Squad,Technical deathmetal indonesia :)

Kali ini kita akan membahas tentang deadsquad,band asal jakarta yang mengelegar dunia permusikan deathcore indonesia,check it out ;)
Deadsquad yang berdiri sejak bulan Februari 2006 merupakan band project dari Stevi Item Ex Step Forward (Gitar), Ricky Seringai & Step Forward (Gitar) , Boni Ex - Tengkorak (Bass) dan Andyan Ex - Siksa Kubur (Drum). Mereka memainkan lagu2 dari band oldschool metal seperti Slayer, Anthrax, Pantera dan Sepultura.

Sayang, karena kesibukannya di Seringai, Step Forward dan pekerjaannya di sebuah majalah, Ricky terpaksa mengundurkan diri. Posisinya kemudian diisi oleh Prisa Ex – Zala, sementara di posisi vokalis masuklah Alexander (Babal). Karena sibuk dengan album solonya, bulan Juli 2008 Prisa juga mengundurkan diri.

Setelah beberapa bulan berjalan dengan konsep 1 gitar, akhirnya pada bulan Oktober 2008 Deadsquad menemukan sosok seorang gitaris yaitu Coki Bollemeyer yang notabene merupakan gitaris NETRAL. Pada bulan yang sama Daniel (Abolish Conception) juga bergabung menggantikan Babal di posisi vokalis.

Dengan armada Daniel (ex-abolish conception,Vocal), Stevi (andra and the backbone, Gitar 1 ), Coki (netral,Gitar 2), Boni (ex-tengkorak,Bass) dan Adrian (ex-siksa kubur,Drum), Deadsquad akhirnya merampungkan album perdananya, Horror Vision. Album ini dirilis pada tanggal 9 Maret 2009, bertepatan dengan konser Lamb Of God di Jakarta dimana DEADSQUAD tampil sebagai band pembuka.

Konsep musik Deadsquad dengan line terbaru ini lebih kearah Technical Death Metal dengan influence band seperti : Spawn Of Possession, Necrophagist, Suffocation, Decrepit Birth, Visceral Bleeding, Disavowed & Nile.

Beberapa Judul Lagu Dari Dead Squad :
-Manufaktur Replika Baptis
-Dimensi Keterasingan
-Horror Vision
-Sermon Of Deception
-Hitam
-Bangsat Kuasa
-Dominasi Belati
-Hiperbola Dogma Monoteis
-Dan Lagu Untuk Para Penggemar Mereka yaitu "Pasukan Mati"

\m/ \m/
Lihat Selengkapnya..

Fingerprint,Metal Hardcorenya Medan :D

Genre: Hardcore / Metal
Location Medan, Sumatera utara


FINGERPRINT terbentuk pada Pertengahan Bulan Agustus Tahun 2003 di Medan. TepatNya dimulai dari salah satu Komunitas Hardcore terbesar di Medan yaitu 742 Land.
Dengan Konsep Metal Hardcore, Fingerprint Mendapat Perhatian Lebih dari Media Media dan dukungan dari sekeliling teman teman. Sehingga sampe sekarang Fingerprint masih bertahan walaupun sudah beberapa kali ganti personil, yang mengakibatkan terlambatNya Proses produksi dalam Mengembangkan Materi lagu.

Single ”JIWA YANG HILANG” mendapat Respon Positif dari beberapa pecinta Metal, tentuNya ini hasil kerja dari : Putra (Vocal), David (Guitar), Ari (Bass), Rio (Drum - From Medan’s Finest Deathmetal Band, Foredoom).

berikut beberapa judul lagu fingerprint..

-Amarah !!
-Jiwa Yang Hilang
-Lawan Musuhmu
-Manusia Hina
-We Are The Last

semua lagu bisa di download di www.4shared.com
check this out brother and sister \m/ \m/ !!
Lihat Selengkapnya..

Bring Me The Horizon,Hujatan Dan Pujian


Band asal UK yang beranggotakan 5 anak muda yaitu Matt Nicholls (drums), Lee Malia (gutars), Curtis Ward (guitars), Matt Kean (bass), dan Oliver Sykes (vokal). Album mereka yang bertitle “Count your blessing” rupanya cukup sukses dan berhasil mengambil hati para pecinta musik metal. Ada fans tapi tentu saja ada juga yang kontra. mereka yang kontra kebanyakan mempermasalahkan tentang gaya fashion core yang sangat dekat dengan image band ini. Entah kenapa image fashion core melekat pada Bring Me The Horizon (BMTH), apa karna mereka memiliki tampang yang good looking ? dan banyak yang bilang kalo mereka jual tampang.

Kalo dilihat dari penampilan memang personil BMTH sangat good looking alias memiliki tampang yang keren-keren. mereka yang menghujat mengatakan kalo mereka band yang suka dandan. masa iya begitu ? kalo tampang mereka udah ganteng-ganteng dari sananya, masa mau disalahkan gara-gara memainkan musik metal dengan tampang seperti itu? Itu penilaian yang objektif atau subjektif ?

Selain tampang, mereka pun dihujat gara-gara penampilan mereka yang serba ketat seperti band emo. celana ketat, dan serba fashionable. Coba liat deh band As I Lay Dying dulunya seperti apa ?

Lagipula dalam scene musik memang sarat dengan fashion dan trend. tapi jangan pula hanya dari tampilannya saja. coba dengarkan musik mereka. sangat menarik dan cukup matang. Jadi buat apa kita mempersoalkan soal dandanan segala. Buat apa kita saling menghujat ? padahal kita masih dalam satu genre yang sama. bukankah harusnya saling mengsuport ?



finnaly,musik bukan untuk digugat tetapi cobalah untuk meresapi musik setiap orang meski bukan GENRE kamu :)
Lihat Selengkapnya..
#animasi_pojok { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }